Penulis

Foto Saya
annissa
Surakarta, Indonesia
Lihat profil lengkapku
Feeds RSS
Feeds RSS

Senin, 01 November 2010

Tugas folklor DEWI SRI

Nama         : Annissa Dian Kurniasih
No.    : 06
Kelas : X.RSBI.8

Tugas sejarah! (folklor)

Dewi Sri

Raja Srimahapunggung mempunyai putra bernama Raden Sadana. Pada waktu itu Raden Sadana sudah dewasa dan diperintah oleh ayahnya untuk segera menikah. Namun Raden Sadana tidak mau, dan akhirnya ayahnya marah. Sehingga Raden Sadana harus pergi meninggalkan kerajaan.
Pada waktu itu kakaknya yang bernama Dewi Sri sangat kasihan kepada adiknya tersebut. Dewi Sri pun tidak mau makan dan tidak bisa tidur. Suatu malam Dewi Sri meninggalkan kerajaan untuk mencari adiknya. Dewi Sri pergi melewati hutan, naik gunung-turun gunung menjelajahi pedesaan. Tujuannya hanya satu yaitu untuk mencari adiknya Raden Sadana.
Bersamaan dengan itu di Hutan Roban terdapat seorang raksasa yang bernama Prabu Pulaswa. Prabu Pulaswa bertemu dengan Dewi Sri dan raksasa itu mulai jatuh cinta pada Dewi Sri. Sehingga menyuruh Kalandaru untuk mengikuti perjalanan Dewi Sri.
Perjalanan Dewi Sri selalu singgah ke rumah-rumah para petani di pedesaan. Tujuannya untuk memberi penjelasan tentang cara-cara menanam. Orang-orang desa itu sangat menyayangi Dewi Sri, sehingga banyak yang memberi sesaji .
Di desa Mendhangwangi, Dewi Sri diantarkan oleh seseorang yang bernama Ken Patani. Sehingga orang-orang yang mengikuti petunjuk dari Dewi Sri dinamakan Petani.
Ditya Kalandaru yang mengikuti Dewi Sri diserang oleh orang-orang desa. Sehingga Dewi Sri dapat selamat dan dapat bertemu Raden Sadana di desa Medhanggowong. Selanjutnya Raden Sadana dengan warga desa dapat mengusir Ditya Kalandaru.
Akhirnya Dewi Sri dan Raden Sadana melanjutkan dalam memberi petunjuk tentang cara bercocok tanam.
Ayah mereka selalu memerintahkan Dewi Sri dan Raden Sadana untuk kembali pulang ke kerajaan. Tetapi Dewi Sri dan Raden Sadana menolak. Sehingga ayah mereka marah, Dewi Sri pun dikutuk menjadi ular sawah dan Raden Sadana dikutuk menjadi burung sriti. Dan mereka pun menjadi penayom bagi para petani.
Sampai sekarang masih banyak masyarakat yang melestarikan cara padesan (pedesaan) ini, setiap panen akan mengadakan selamatan bersih desa dengan menampilkan pertunjukan wayang kulit yang ditokohi oleh Dewi Sri dan Raden Sadana. Tidak lupa juga menyediakan nasi uduk dan makanan lainnya yang disukai Dewi Sri.
Tetapi adat tata cara seperti itu lama-kelaman banyak yang meninggalkannya. Karena sudah tidak zaman atau tidak dapat dipercaya. Perlu diketahui kepercayaan itu besar manfaatnya. Apabila didasari hati yang mantap, maka yang didapat adalah kebenaran. Berbeda dengan hati yang khawatir, selalu ada saja rintangannya.

-sekian-

0 komentar:

Posting Komentar